Minggu, 02 Mei 2010

Mental Pengemis

Sebelum mengetik blog kali ini, saya merasa geregetan sekali. Hati saya meluap sebuah emosi yang tak tertahankan. Banyak sekali saya jumpai di sekeliling saya orang-orang yang memiliki mental sebagai pengemis! Apakah Saudara tahu apa itu mental pengemis??? Seseorang yang memiliki pikiran dan keinginan hanya untuk meminta-minta saja tanpa mau keluar uang sedikit pun! Dan yang paling mengesalkan itu adalah saya menjumpainya di kalangan orang-orang yang percaya alias orang yang beriman! Sangat-sangat memalukan Sorga man!

Mari kita periksa apakah diri kita memiliki mental sebagai pengemis? Kemana-mana ikut nimbrung mengeluarkan jurus aji mumpung. Mau makan juga sekalian donk! Mau pergi kemana juga ikutan donk! Mau apa saja semua mau donk! Well, ini mental apa namanya? Sungguh memalukan sekali.

Di keluarga saya pun demikian, orang-orang terdekat saya pun memiliki mental seperti ini, entahlah saya sangat gereget melihat mereka seperti itu. Tidak ada daya juangnya, lemah, maunya enak saja bahkan mental gratis. Kemana-mana harus ada uang jalan. Kita sebagai anak Tuhan dituntut lebih lagi dibandingkan dengan orang dunia! Kalau orang dunia memiliki mental seperti ini maka kita sebagai anak Tuhan tidak boleh mengikuti jejak orang dunia.

Firman Tuhan berkata dalam mazmur 37:25 “Dahulu aku muda sekarang telah menjadi tua tetapi tak pernah kulihat orang benar ditinggalkan dan anak cucunya meminta-minta”. Kita tak akan pernah meminta, mengemis, mempermalukan Tuhan, tapi kenapa kebanyakan dari kita sebagai orang percaya melakukan itu? Bukankah akan menjadi batu sandungan bagi orang dunia? Bagaimana mungkin mereka dapat percaya kepada Kristus sedangkan kita pun sama dengan mereka?

Hal ini sangat-sangat membuat Tuhan malu…sungguh menyedihkan sekali bagi kita orang percaya yang melakukan hal sedemikian rupa.

Sebagai orang percaya kita harus professional dalam segala hal. Saya belajar bahwa kita harus berjiwa besar! What is that? Artinya kita harus rela mau untuk membayar harga. Setiap orang percaya yang mengikut Tuhan tapi tak pernah mau rela membayar harganya maka ia bukan orang beriman yang sejati. Yesus sendiri rela mati di kayu salib menanggung dosa kita manusia, darahNya dicurahkan, tanpa pengorbanan tak mungkin ada pengampunan. Yesus memberikan kita teladan yang baik, yaitu Dia rela membayar harga yang mahal yaitu darahNya sendiri, untuk kita semua. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau menjadi orang percaya yang murahan? Atau orang percaya yang rela membayar harga dalam menggiring Yesus?

Ini merupakan bahan renungan bagi Saudara dan saya. Saya mohon kepada Saudara semua, janganlah kita memiliki mental pengemis. Muliakanlah Tuhan dengan semua perbuatan kita maka kita akan menjadi anak Tuhan yang membanggakan Bapa kita di Sorga, ada amin?

Tuhan memberkati!

Aihua

Tidak ada komentar: