Sabtu, 07 Agustus 2010

Peace with my Mom

Beda pendapat itu kata orang adalah hal yang biasa dan wajar. Contohnya ketika sepasang kekasih sedang dalam perjalanan lalu tiba-tiba tersesat, kemudian mereka menemukan dua jalur yang satu belok ke kiri dan yang satunya belok ke kanan. Si cewek mengatakan agar lebih baik belok ke kiri sedangkan si cowok mengatakan lebih tepat belok ke kanan. Nah ini hanya masalah kanan atau kiri saja, tapi tetap pada tujuan semula yaitu mencari jalan keluar agar bisa sampai ke rumah.

Itu pun yang dialami saya dan mama saya di dalam pekerjaan, mama saya mengatakan ini ini ini bla bla, sedangkan saya mengatakan itu itu itu itu bla bla bla, tujuannya tetap sama yaitu ingin meningkatkan omzet penjualan tapi dengan jalan atau taktik yang berbeda pula, dan menurut saya dan kebanyakan orang itu sah-sah saja.

Jadi ketika mama saya mengatakan hal demikian, lalu saya pun menambahkan pendapat saya kepada mama saya tapi.... ternyata mama marah kepada saya, padahal saya dengan hati yang tulus bahwa tidak bermaksud menggurui atau apalah gitu, beliau mengatakan saya ini membantah, weleh weleh, aneh benar, ternyata saya sudah mengetahui kelemahan mama saya adalah dia seorang yang tidak bisa menerima pemasukan alias kritikan dari orang lain terutama keluarga sendiri, dan saya mengetahui kebutuhan mama saya adalah ingin didengarkan, diterima, dituruti.... dengan mempelajari hal seperti itu akhirnya saya memutuskan untuk mendengarkan, mencoba menuruti tanpa memberikan comment apapun kepada dia walaupun ada beberapa hal yang saya kurang setuju dengan dia.

Sekarang, tiap kali ada hal yang bersangkutan dengan pekerjaan, mama saya mulai bla bla bla dengan saya, dan respon saya...ya...ya..yaaaa.....!" Dengan saya merespon seperti itu akhirnya jauhlah dari percekcokan antara mama dengan saya, dulu saya merasakan dalam sebulan itu ada beberapa kali cekcok pendapat yang mestinya adalah hal biasa tapi menjadi tidak biasa bagi mama saya, dan saya harus menghindari hal ini.... sudah berbulan-bulan tidak ada namanya lagi cekcok akibat beda pendapat, alias....peace n cool.......!!!

Mama saya pun semakin nempel sama saya ..., dan ada apa-apa dia bisa cerita ke saya dan saya semakin dipercaya dengan itu, puji Tuhan, emang kata orang benar bentoellll damai itu indah, damai itu baik dan saya merasakan sukacita sekali.
Well, ini kisah singkat saja dari saya, semoga kalian suka .......^^

GBU

Aihua^^

Senin, 02 Agustus 2010

Kasih Kepada Hewan

Saya salut sekali dengan salah satu karyawan wanita saya yang bekerja dan memang dia itu wanita yang beragama islam, waktu dia sedang menyetor dana uang bon ke kasir, tak sengaja dia hampir menginjak kaki piaraan saya alias doggie jenis shitzhu yang lucuuu dan imoet hahaha, dia langsung menghindar dan terjatuh ke lantai, kami semua cukup kaget, dan salah satu saudara saya buru-buru mengangkat dia. Puji Tuhan dia baik-baik saja berhubung dia ada tekanan darah tinggi, jadi akan membahayakan dirinya apabila dia terjatuh.
Lalu saya berkata kepada dia untuk lebih berhati-hati, tebak saudara, jawab apa yang dia berikan??? ,” lebih baik saya menjatuhkan diri saya daripada saya menginjak si doggie!”…..wow dia lebih baik jatuh daripada harus menimpa doggie kesayangan saya, luar biasa jiwa besarnya, tidak memperdulikan keselamatan pribadi tapi lebih mementingkan keselamatan doggie hahahah, jarang sekali terjadi hal seperti ini. Kebanyakan karyawan saya tidak memperdulikan doggie berhubung kebanyakan karyawan saya kebanyakan adalah orang yang beragama islam dan haram kata mereka menyentuh doggie, padahal dia pun adalah mahluk ciptaan Tuhan yang lucu banget.
Setelah karyawan saya terjatuh, duh duh berhari-hari lamanya tangannya pada sakit semua, kasihan sekali, saking membela si doggie imoet maka sampai harus menahan sakit berhari-hari.
Saya salut sekali dengan dia dan sangat bangga memiliki karyawan kaya diee he he he, ini sesuatu yang langka banget, mengasihi hewan hhmmm^^.
Jadi gimana dengan kite-kite? Apakah kita juga mengasihi hewan di sekeliling kita? Itu pun sebuah “kasih” loh, jadi mari kita terapkan, amin^^
GBU
Aihua

Jumat, 02 Juli 2010

Menghormati Orang Tua

Banyak diantara kita yang tidak menghormati atau menghargai orang tua. Saya pun dahulu termasuk orang yang tidak tunduk pada otoritas orang tua saya, suka membantah bahkan melawan. Merasa diri lebih benar, ternyata setelah saya mengetahui kebenaran, saya belajar untuk merendahkan diri dan menghormati orang tua saya. Seharusnya saya bersyukur karena Tuhan masih baik memberikan orang tua seperti mereka sekarang ini.
Alangkah pentingnya kita menghormati mereka karena Tuhan kirimkan mereka disamping kita itu sudah merupakan rencanaNya agar dapat mendidik, mengajar kita sebagai seorang anak. Mengapakah banyak diantara kita malah bersungut-sungut ketika dinasehati mereka? Tidak menerimanya bahkan hati yang merasa kesal dan emosi iya atau iya?^^….. saya pun pernah mengalaminya….
Percayalah adalah lebih berbahagia jika orang tua masih memberikan nasehatnya kepada kita daripada mereka cuek bebek kepada kita, itu tanda mereka mengasihi kita dan care loh sama kita^^. Mereka memikirkan jauh ke depannya, masa depan kita, kebahagiaan kita, pekerjaan kita, apa yang kita lakukan, mereka mau memberikan yang the best.
Jadi mari kita sama-sama belajar untuk menghormati dan menghargai orang tua kita, mungkin ada diantara saudara mengatakan ,”Ahhh, orang tua saya itu tidak baik sifatnya, buat apa saya tunduk sama mereka?”….,”Orang tua saya saja tidak bisa memberikan contoh yang baik kok bagi anaknya, buat apa saya menghargai orang tua semacam itu!”……hati-hati saudara dengan perkataanmu, sejelek-jeleknya orang tua kita, sejahat-jahatnya, sejudes-judesnya, hhhhmmm seapa-apanyalah mereka tetap adalah orang tua kita, kita dititipkan Tuhan kepada mereka, bukan suatu kebetulan kita ada di bawah didikan mereka, semua sudah direncanakan dari awal oleh Tuhan. Jadi gunakanlah kesempatan yang Tuhan berikan agar kita belajar untuk menghormati bahkan melayani mereka, karena itu yang Tuhan kehendaki bagi kita semua, amin?
Jadilah anak-anak yang manis,sopan dan ramah yang bisa menyenangkan hati orang tua, dengan begitu orang tua pun dapat berubah karena kelakukan kita.
Tuhan memberkati
Aihua

Kejenuhan Hidup

Pernahkah saudara merasakan kejenuhan dalam hidup? Tentunya setiap kita pasti pernah mengalaminya, termasuk saya. Saya merasa capek, lelah, bosan, jenuh dengan kehidupan di dalam keluarga, pekerjaan bahkan pelayanan. Rasanya ingin meninggalkan semuanya itu, tak ingin terlibat lagi dalam pelayanan. Yang paling parahnya adalah saya ingin kembali kepada kehendak pribadi atau kehendak bebas saya, saya merasa lebih senang dengan freewill daripada saya harus menuruti kehendak Tuhan. Aahhh entahlah apakah ada diantara saudara yang mengalami seperti apa yang saya alami ini?
Sungguh-sungguh sangat kacau kondisi saya pada waktu itu, malas untuk persekutuan, bekerja pun rasanya tak bergairah, mumet di rumah ha ha ha^^. Saya bersyukur dengan kehadiran dari rekan-rekan seperjuangan yang selalu menguatkan dan mendoakan saya agar tidak menyerah. Meskipun demikian tetap yang bisa menolong saya adalah diri saya sendiri dan bukan orang lain, mereka bisa mendoakan dan memberikan nasehat, tapi itu semua tergantung pribadi saya apakah saya mau dikalahkan dengan keadaan atau sebaliknya saya memilih untuk bangkit dan meraih kemenangan dengan berada di atas situasi apapun itu.
Saya memfokuskan diri kepada tujuan hidup saya. Untuk apa saya diciptakan dan untuk apa saya ada di dunia ini, dan akhirnya saya pun bangkit. Dalam efesus 2:10 dikatakan bahwa kita ada buatan Allah, diciptakan dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan sebelumnya. Saya belajar dari semua ini agar tidak mudah kalah dengan keadaan. Harus selalu bersukacita.
Mari kita sama-sama bangkit, mungkin ada saudara yang jenuh dan lelah seperti saya, ingat dan fokus pada tujuan hidup anda. Tetap berada di atas situasi.
Tuhan memberkati
Aihua

Senin, 07 Juni 2010

Kerinduanku

Saya mempunyai kerinduan di dalam hati saya untuk memberkati banyak orang. Saya membaca beberapa buku dan itu sangat memberkati saya. Saya ingin buku yang telah saya baca itu dapat memberkati banyak jiwa. Jadi saya mulai mengambil beberapa langkah, saya memberitahukan kepada saudara-saudara seiman mengenai buku tersebut. Memang mereka tinggalnya agak jauh, ada yang di Medan, Lampung, Surabaya dan sekitarnya. Saya mulai mengirimkannya agar mereka bisa membacanya, ketika buku itu telah sampai kepada mereka dan mereka membacanya wahhh sangat bersukacita sekali mereka dan sangat diberkati. Jawaban itu memberikan kesegaran buat jiwa saya. Tuhan itu baik!

Saya pun mulai menjangkau para customer saya, tidak perduli apakah mereka dari kalangan kristen ataupun non kristen, saya menawarkan mereka mengenai buku yang telah saya baca itu dan mereka pun berminat. Akhirnya saya pun membagikannya kepada mereka dan mereka sangat bersukacita. Saya pun sangat senang dan bangga bisa memberikan sesuatu yang berguna tentunya buat mereka. Kerinduan saya terpenuhi, satu saja yaitu ketika saya bisa memberkati jiwa-jiwa lewat segala usaha yang saya lakukan itu pun merupakan suatu anugerah.

Yang jelas Tuhan itu baik buat kita amin? Sudahkah kita terbeban untuk memberkati orang lain?

Tuhan memberkati

Masalah dan masalah

Masalah, masalah dan masalah. Setiap kita diperhadapkan selalu dengan masalah yang ada di sekitar kita. Masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah pelayanan, masalah pribadi, masalah keuangan, masalah di jalanan, masalah macam-macam. Kita pusing dan stress menghadapinya, down dan menyerah pada keadaan. Ini banyak dialami oleh orang percaya. Mereka kalah dengan keadaan, ditekan oleh masalah sampai tak berkutik lagi.

Ahhhhh, seandainya kita semua tahu bahwa masalah yang menimpa itu adalah sebuah ujian untuk kebaikan kita. Tahukah saudara ketika kita berhasil melewati masalah atau ujian tersebut maka akan ada berkat tersedia buat kita lohhh. Berkat itu bermacam-macam, berkat jasmani, berkat rohani yang semuanya ini telah Tuhan sediakan, ada amin?^^

Ketika kita menghadapi masalah ingatlah bahwa kita sedang menghadapi ujian. Seperti anak sekolahan saja yang sedang menghadapi ujian di kelas lalu kita dapat menjawab soal-soal itu dengan mudahnya lalu berhasil lulus dalam ujian tersebut maka kita akan naik kelas. Nah kita pun demikian, kita sedang berada dalam gelanggang perlombaan man! Ingatkan dan sadarkan diri kita sendiri kalau kita ini sedang dalam ujian dimanapun dan kapanpun dan terhadap siapapun. Ketika kita sadar maka kita akan extra waspada dan berhati-hati dalam menjalaninya. Kita tahu ini ujian yang akan meningkatkan level kerohanian kita dan kita akan berusaha untuk melewatinya dengan baik, dan jangan kuatir saudara! Berkat tersedia apabila kita lulus dalam ujian tersebut. Wah wah luar biasa rasanya saya dapat mengatakan hal ini kepada saudara.

Yang menjadi pertanyaannya adalah apakah kita mau atau tidak untuk sadar diri mengenai hal ini yang mungkin ini hal kecil yang tak pernah kita perhitungkan sebelumnya. Dan ketika kita tahu dan sadar betul ini ujian, nah semua itu tergantung pribadi kita apakah mau atau tidaknya maju melangkah. Marilah gerakan tangan kita untuk berperang melawan menghadapi melewati masalah yang adalah ujian.

Jangan pernah berdoa untuk minta Tuhan mengangkat masalah tapi minta Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada kita agar dapat melewati masalah tersebut, amin?

Jadi siapkah saudara bila masalah datang? Yes or no? hahahaha^^

Siap ndak siap kudu siapppppp grak!

Ingat! Masalah = ujian

Tuhan memberkati

Aihua

Anugerah

Saya sungguh tidak pernah menyangka kalau saya akan berdiri di depan para hamba-hamba Tuhan untuk mengajar mereka. Ini merupakan anugerah Tuhan dalam hidup saya. Tuhan mempercayakan hal ini kepada saya. Jujur saya ini tidak bisa apa-apa, tidak memiliki kemampuan tinggi dan yang bicaranya pun pas-pas an kaya ginii gitoe loeh^^

Saya mendapat kesempatan untuk mentraining mereka selama hampir 11 hari. Mereka-mereka ini adalah Bapak gembala sidang, staf gereja, pengerja full time, dan dari mereka kebanyakan adalah lulusan sekolah theologia man! Saya berpikir saya ini siapa, bukan siapa-siapa! Tidak pernah belajar mengenai theologia, tidak pelayanan di gereja, wes saya iki hanya jemaat biasa toh, tapi saya diangkat oleh Tuhan sampai level seperti ini dan saya percaya bahwa semua adalah anugerah Tuhan. Saya bersyukur sekali dengan kepercayaan yang diberikan. Saya menggunakan kesempatan ini dengan melayani mereka sepenuh hati, saya mengasihi dan menghormati Bapak-Bapak serta Ibu-Ibu yang saya training. Saya pun tidak merasa paling benar, paling pintar, paling tahu segalanya, tapi disini saya mau dengan segala kerendahan hati membagikan pengalaman apa yang sudah saya alami kepada mereka semua.

Ya inilah cerita singkat yang saya alami. Dalam Amsal 16:18 “Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan”. Ketika kita tinggi hati maka kita akan direndahkan tetapi ketika kita merendahkan diri maka kita akan ditinggikan bahkan dipercayai untuk melakukan pekerjaan-Nya. Amin ya?

Pertanyaannya adalah apakah kita semua mau belajar untuk rendah hati? Tuhan senang dengan orang-orang yang rendah hati. Dia tidak pernah melihat status kita, seberapa besar penghasilan yang sudah kita dapatkan, seberapa banyaknya mobil kita dan sebagainya, itu tidak ada artinya bila kita tinggi hati. Jadi mari kita merenungkannya dan melakukannya.

Tuhan memberkati!

Aihua^^

Minggu, 02 Mei 2010

Mental Pengemis

Sebelum mengetik blog kali ini, saya merasa geregetan sekali. Hati saya meluap sebuah emosi yang tak tertahankan. Banyak sekali saya jumpai di sekeliling saya orang-orang yang memiliki mental sebagai pengemis! Apakah Saudara tahu apa itu mental pengemis??? Seseorang yang memiliki pikiran dan keinginan hanya untuk meminta-minta saja tanpa mau keluar uang sedikit pun! Dan yang paling mengesalkan itu adalah saya menjumpainya di kalangan orang-orang yang percaya alias orang yang beriman! Sangat-sangat memalukan Sorga man!

Mari kita periksa apakah diri kita memiliki mental sebagai pengemis? Kemana-mana ikut nimbrung mengeluarkan jurus aji mumpung. Mau makan juga sekalian donk! Mau pergi kemana juga ikutan donk! Mau apa saja semua mau donk! Well, ini mental apa namanya? Sungguh memalukan sekali.

Di keluarga saya pun demikian, orang-orang terdekat saya pun memiliki mental seperti ini, entahlah saya sangat gereget melihat mereka seperti itu. Tidak ada daya juangnya, lemah, maunya enak saja bahkan mental gratis. Kemana-mana harus ada uang jalan. Kita sebagai anak Tuhan dituntut lebih lagi dibandingkan dengan orang dunia! Kalau orang dunia memiliki mental seperti ini maka kita sebagai anak Tuhan tidak boleh mengikuti jejak orang dunia.

Firman Tuhan berkata dalam mazmur 37:25 “Dahulu aku muda sekarang telah menjadi tua tetapi tak pernah kulihat orang benar ditinggalkan dan anak cucunya meminta-minta”. Kita tak akan pernah meminta, mengemis, mempermalukan Tuhan, tapi kenapa kebanyakan dari kita sebagai orang percaya melakukan itu? Bukankah akan menjadi batu sandungan bagi orang dunia? Bagaimana mungkin mereka dapat percaya kepada Kristus sedangkan kita pun sama dengan mereka?

Hal ini sangat-sangat membuat Tuhan malu…sungguh menyedihkan sekali bagi kita orang percaya yang melakukan hal sedemikian rupa.

Sebagai orang percaya kita harus professional dalam segala hal. Saya belajar bahwa kita harus berjiwa besar! What is that? Artinya kita harus rela mau untuk membayar harga. Setiap orang percaya yang mengikut Tuhan tapi tak pernah mau rela membayar harganya maka ia bukan orang beriman yang sejati. Yesus sendiri rela mati di kayu salib menanggung dosa kita manusia, darahNya dicurahkan, tanpa pengorbanan tak mungkin ada pengampunan. Yesus memberikan kita teladan yang baik, yaitu Dia rela membayar harga yang mahal yaitu darahNya sendiri, untuk kita semua. Bagaimana dengan kita? Apakah kita mau menjadi orang percaya yang murahan? Atau orang percaya yang rela membayar harga dalam menggiring Yesus?

Ini merupakan bahan renungan bagi Saudara dan saya. Saya mohon kepada Saudara semua, janganlah kita memiliki mental pengemis. Muliakanlah Tuhan dengan semua perbuatan kita maka kita akan menjadi anak Tuhan yang membanggakan Bapa kita di Sorga, ada amin?

Tuhan memberkati!

Aihua